dokter selama ini terus melakukan stimulasi-stimulasi terkait kesadaran kognitif
Jakarta (ANTARA) –
“Tadi dokter juga sudah menyampaikan bahwa kondisinya tidak memungkinkan kalau D menerima pendidikan dalam waktu singkat mungkin satu tahun ke depan, ” katanya saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin.
Mellisa menjelaskan kondisi D belum memungkinkan untuk menerima pendidikan akibat terkena cedera aksonal difus atau jenis cedera otak traumatis yang diakibatkan cedera tumpul pada otak.
“Dimana kualitas hidupnya D menjadi menurun sehingga dokter selama ini terus melakukan stimulasi-stimulasi terkait kesadaran kognitif, ” kata Mellisa.
Sebagai informasi D merupakan siswa kelas 10 di SMA Pangudi Luhur Jakarta.
Sebelumnya diberitakan pihak keluarga mengungkapkan kondisi korban penganiayaan oleh anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, yakni D (17) di hari ke-33 perawatan di rumah sakit sudah bisa berdiri.
“Peningkatan juga di posisi berdiri. Sekarang D sudah bisa diposisikan berdiri lebih lama,” kata paman korban, Rustam Hatala kepada wartawan di Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta, Sabtu (25/3).
Rustam menuturkan perlahan D dilatih untuk bisa duduk dan berdiri memakai kaki, meski kesadaran belum sepenuhnya pulih.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Ganet Dirgantara
HAK CIPTA © ANTARA 2023
Sumber :